source : http://bersamadakwah.net/
Hari Valentine adalah budaya barat yang tidak memiliki manfaat bagi
bangsa Indonesia. Sebaliknya, valentine banyak membawa dampak negatif
bagi generasi muda khususnya dalam memicu pergaulan bebas.
Beruntung,
Indonesia memiliki cukup banyak pemimpin di daerah yang menyadari hal
ini. Sedikitnya, lima walikota telah melarang perayaan valentine di
kotanya masing-masing.
Walikota Surabaya
Tri Rismaharini
yang baru saja terpilih sebagai juara tiga walikota terbaik di dunia ini
dikenal sebagai walikota yang sukses memajukan kota Surabaya dan peduli
dengan penyelamatan moral warganya. Diantara prestasinya yang gemilang
adalah berhasil menutup Dolly, prostitusi terbesar di Asia Tenggara,
tanpa gejolak yang berarti.
Pada 12 Februari 2015, secara resmi
pemkot Surabaya menerbitkan surat larangan perayaan valentine. Surat
yang ditujukan kepada kepala sekolah se-Surabaya itu memperingatkan agar
tidak ada pelajar yang merayakan valentine baik di dalam maupun di luar
sekolah.
Walikota Padang
Pada hari yang sama, Kamis
(12/2/2015), Mahyeldi Ansarullah juga melarang warganya agar tidak
merayakan hari valentine. Walikota dari PKS ini sebelumnya telah
berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Kerapatan
Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dan sejumlah pihak terkait. Menurutnya,
hari valentine tidak sesuai dengan budaya timur dan banyak bermuatan
negatif.
“Tidak ada yang namanya Valentine Day di Kota Padang. Hari kasih sayang dalam Islam adalah sepanjang waktu,” tegasnya.
Walikota Banda Aceh
Illiza
Sa’aduddin Djamal juga mengeluarkan seruan agar tidak merayakan
Valentine Day dalam bentuk apapun. Walikota dari PPP ini menegaskan,
perayaan Valentine Day bertentangan dengan Syariat Islam.
Menurut
Humas Setda Banda Aceh, seruan tersebut akan dikirim ke sekolah-sekolah
pada hari ini (Jum’at, 13 Februari 2015). Selain itu, seruan juga
dikirim ke masjid untuk menjadi bahan khutbah Jum’at.
Walikota Makassar
Wali
Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, pada Selasa (10/2/2015) telah
melarang perayaan. Ia juga melarang penjualan suvenir valentine.
Menurutnya, valentine mengajak kepada kesesatan dan mengarahkan pada
perbuatan asusila.
“Saya melarang perayaan, termasuk penjualan suvenir-suvenir valentine yang bergambar love atau hati,” tegasnya.
Untuk memastikan tidak ada perayaan valentine di Makassar, pihaknya akan menggelar sidak pada 14 februari besuk.
Walikota Depok
Walikota
Depok Nur Mahmudi Ismail telah melarang perayaan valentine sejak
beberapa tahun yang lalu. Hal itu dilakukannya sebagai salah satu upaya
mengantisipasi terjadinya ‘pergaulan bebas’ di kalangan remaja. Larangan
itu mendapat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Depok, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Depok, dan
Front Pembela Islam (FPI) Depok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar